Gini Nih Ketegangan saat Militer Inggris Berencana Hancurkan Seluruh Pangkalan Militer TNI
September 1964, pertarungan antara Indonesia dengan Inggris sangat tinggi melebihi pertempuran 10 November 1945 Surabaya.
Hal ini tidak dipicu karena konfrontasi yang terjadi antara Indonesia dengan persemakmuran Inggris di Asia Tenggara, Malaysia.
Terlebih dahulu Inggris juga mendapat balasan Dwikora pada 3 Mei 1963 oleh Soekarno dan penyusupan para gerilyawan Indonesia ke Kalimantan Utara saat itu merupakan sinyalemen perang.
Tak mau tinggal diam, pada 27 Agustus 1964 Inggris lantas melakukan 'Show of Force' dengan melayarkan kapal Induk HMS Pemenang yang dikawal dua kapal perusak dari Singapura menuju Australia melewati selat sunda tanpa izin.
Aksi ini lantas membuat Menlu RI saat itu, Soebandrio mencak-mencak marah karena aksi 'Slonong Boy' tanpa permisi armada Inggris di Selat Sunda.
Pihak Indonesia juga menilai hal ini sebagai aksi pancingan agar pihak AURI atau ALRI menyerang armada Inggris dan menjadi alasan Inggris untuk berperang dengan Indonesia, seperti halnya Teluk Tonkin Vietnam.
Lantas pada tanggal 2 September 1964, Soebandrio memberikan ultimatum keras ke armada Inggris pimpinan HMS Victorious jangan coba-coba lagi lewat Selat Sunda saat perjalanan kembali ke Singapura atau akan bertanggung jawab konsekuensinya.
Ucapan Soebandrio bukan isapan jempol belaka, setelah menyatakan kerasnya dilontarkan, armada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) langsung menggelar latihan militer skala besar di Selat Sunda untuk membantahnya secara efektif ultimatum tersebut.
Reaksi Inggris menentang hal ini acuh tak acuh, bahkan Laksamana Louis Mounbatten (Paman dari Pangeran Charles) nekat mengatakan bahwa Inggris akan malu jika armada HMS yang menang pulang tak berani lewat Selat Sunda.
Ia menganggap hal tersebut merupakan penghinaan martabat angkatan laut Inggris.
Tapi jawaban dari Louis Mounbatten mendapat reaksi negatif dari para perwira di AL Inggris (Angkatan Laut Kerajaan) sendiri.
Para perwira yang mengingatkan bahwa jika HMS yang menang masih bebal dan nekat lewat Selat Sunda maka pertahanan terknya flagship Angkatan Laut Kerajaan itu segera terjadi.
Parlemen Inggris juga membicarakan tentang lewatnya HMS Victorious di Selat Sunda dapat membawa Inggris ke peperangan yang tidak perlu terjadi.
Kekahawatiran ini memulai perang wajar karena Angkatan Perang Indonesia punya segudang alat utama sistem senjata (alutsista) macam pembom Tupolev Tu-16 dan kapal cepat rudal Kelas Komar yang punya senjata khusus untuk membabat kapal induk.
Baca: Baru Menikah, Pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle Dapat Peringatan dari Kerajaan
Baca: Baru Menikah, Pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle Dapat Peringatan dari Kerajaan
Tapi keinginan Lord Mounbatten sudah tak bisa dibendung lagi, mau tak mau menhan Inggris saat ini, Peter Thorneycroft, kepala staf Angkatan Laut Kerajaan David Luce dan perwira Angkatan Laut Kerajaan, Varyl Begg langsung dapat mengoperasikan operasi pengamanan lewatnya HMS Victorious di Selat Sunda.
Operasi pengamanan tersebut dinamai Althorpe dan Shalstone.
Begg kemudian meminta persetujuan penguatan untuk operasi Althorpe.
Begg lantas mendatangkan satu skuadron pembom ringan Canberra, satu skuadron pesawat jet Gloster Javelin dan beberapa pembom berat V-Bomber RAF.
Ditambah kapal induk HMS Centaur yang membawa jet tempur Sea Vixen dan Bucaneer.
Dirasa belum cukup maka pihak Inggris menambahkan pesawat intai maritim untuk operasinya yang sukses.
Althorpe akan melaksanakan untuk jaga-jaga jika kekuatan perang Indonesia menyerbu HMS Victorious dan melakukan tindak balas dengan melumpuhkan semua pangkalan AURI (TNI AU) dan ALRI (TNI AL) di Indonesia.
Sementara untuk operasi Shalstone, Pengemis serangan tujuh sasaran di kepulauan Riau dengan serangan meriam kapal.
Kemudian ada beberapa target lainnya, total ada 15 target yang harus dihancurkan dalam operasi Shalstone.
Ke 15 sasaran tersebut dicurigai sebagai tempat penyelundupan gerilyawan Indonesia ke Malaysia dan Singapura.
Tapi Australia dan Selandia Baru menentang operasi ini karena serangan balik dari AURI dan ALRI bisa mematahkan kekuatan Inggris di Singapura dan mungkin serangan terbatas juga akan berlanjut hingga ke Australia.
Kedua operasi itu akhirnya urung dilaksanakan. HMS yang menang pulang lewat selat karena sudah ada perjanjian antara Inggris dan Indonesia.
Tapi HMS menang dan kapal pengawalnya bukan berarti aman saat melewati selat Lombok.
Mereka dibayang-bayangi oleh pembom AURI TU-16 dan kapal selam ALRI, RI Alugoro dan RI Tjundamani yang siap berperang jika kapal itu melakukan macam-macam.
Sumber: Tribun Bangka
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya
0 Response to "Gini Nih Ketegangan saat Militer Inggris Berencana Hancurkan Seluruh Pangkalan Militer TNI"
Posting Komentar