Cerita NGERI Pelatih Pasukan Elite TNI Didik Kopassus, Salah Bisa Berujung Maut!
Di balik hebatnya pasukan elite TNI seperti Kopassus ada sosok pelatih komando yang hebat. Lewat pelatih pasukan elite inilah lahir prajurit-prajurit handal.
Untuk menjadi pelatih Kopassus tidaklah mudah. Ada risiko bahaya dan bahkan bisa berujung maut jika tidak selalu mendisiplikan prajurit saat dalam proses latihan.
Dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara, Pelatih Komando harus memberikan dasar-dasar teori dan teknik dengan baik sebelum siswa diterjunkan dalam latihan praktek.
Para pelatih Komando ini telah lulus seleksi dan pendidikan Komando. Punya pengalaman di Satuan Operasional dan di daerah operasi, serta sudah mengikuti Kursus Pelatih (Sustih) Komando. Jadi mereka tahu betul bagaimana cara latihan Komando.
Lalu, bagaimana cara pelatih Komando menerapkan disiplin pada siswanya agar terbentuk pasukan elite TNI yang tangguh seperti Kopassus?
2. Menerapkan Disiplin Pelatihan yang Tegas
Merdeka.com - Tak hanya Kapten Encun, Pelda Suwito juga punya cerita saat menjadi pelatih Komando atau Suwito Kancil. Ia masuk tentara tahun 1980 dan menjadi pelatih Parasut tahun 1987. Ia dikenal oleh siswa Parasut dan Komando karena keahliannya melatih.
Untuk menjadi pelatih Kopassus tidaklah mudah. Ada risiko bahaya dan bahkan bisa berujung maut jika tidak selalu mendisiplikan prajurit saat dalam proses latihan.
Dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara, Pelatih Komando harus memberikan dasar-dasar teori dan teknik dengan baik sebelum siswa diterjunkan dalam latihan praktek.
Para pelatih Komando ini telah lulus seleksi dan pendidikan Komando. Punya pengalaman di Satuan Operasional dan di daerah operasi, serta sudah mengikuti Kursus Pelatih (Sustih) Komando. Jadi mereka tahu betul bagaimana cara latihan Komando.
Lalu, bagaimana cara pelatih Komando menerapkan disiplin pada siswanya agar terbentuk pasukan elite TNI yang tangguh seperti Kopassus?
2. Menerapkan Disiplin Pelatihan yang Tegas
Merdeka.com - Tak hanya Kapten Encun, Pelda Suwito juga punya cerita saat menjadi pelatih Komando atau Suwito Kancil. Ia masuk tentara tahun 1980 dan menjadi pelatih Parasut tahun 1987. Ia dikenal oleh siswa Parasut dan Komando karena keahliannya melatih.
Materi yang dikuasai Pelda Suwito mencakup materi Kepemimpinan. Ia sangat ahli dalam Kursus Kepemimpinan Dasar (Suspimsar) baik dengan siswa-siswa dari kalangan sipil dan militer.
Ketika mengajar, ia tetap menerapkan disiplin pelatihan yang keras dan tegas, tanpa melihat latar belakang siswa yang dilatihnya. Sudah menjadi prinsipnya bahwa para calon pemimpin, calon komandan, calon jenderal harus ditempa dengan keras tanpa memberikan toleransi kemudahan terhadap latihan-latihan taktis dan bersifat penting.
"Kalau tidak keras, tidak tegas, lemah, peragu, lantas mau jadi apa mereka? Nanti mereka tidak bisa menjadi pemimpin yang tangguh," kata Pelwa Suwito.
3. Melatih Keterampilan, Wawasan dan Humanis
Merdeka.com - Prajurit Kopassus akan merasakan sekolah Sandi Yudha. Akan ada tahapan pendidikan Sandha, yaitu Tahap Basis kemudian Tahap Praktek latihan. Latihan Sandha merupakan keterampilan yang wajib untuk melengkapi kemampuan seorang prajurit Para Komando. Keahlian ini seperti Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan, tahap action atau eksekusi tergantung dari perintah yang diterima.
Letkol Richard T.H. Tampubolom, Komandan Sekolah Sandi Yudha mengatakan bahwa Pelatihan Sandi Yudha selain menekankan keterampilan intelijen, haru berwawasan dan humanis, juga setia pada tugas yang diberikan.
"Ini berarti Prajurit Sanda hanya melaksanakan apa yang diperintahkan, dan semaksimal mungkin menghindari bias waktu menjalankan tugas," kata dia.
Richard juga menjelaskan bahwa Prajurit Sandha harus dekat dengan rakyat dan mampu merebut simpati rakyat, karena informasi mengalir seiring dengan ke mana aliran simpati masyarakat.
Untuk menciptakan hal tersebut, di dalam pelatihan dilakukan transfer knowledge secara intensif dengan metode Pembinaan dan Pengasuhan (Bimsuh). Norma dan prinsip pendidikan Sandi Yudha juga harus diikuti dengan sempurna oleh para siswa.
Ketika mengajar, ia tetap menerapkan disiplin pelatihan yang keras dan tegas, tanpa melihat latar belakang siswa yang dilatihnya. Sudah menjadi prinsipnya bahwa para calon pemimpin, calon komandan, calon jenderal harus ditempa dengan keras tanpa memberikan toleransi kemudahan terhadap latihan-latihan taktis dan bersifat penting.
"Kalau tidak keras, tidak tegas, lemah, peragu, lantas mau jadi apa mereka? Nanti mereka tidak bisa menjadi pemimpin yang tangguh," kata Pelwa Suwito.
3. Melatih Keterampilan, Wawasan dan Humanis
Merdeka.com - Prajurit Kopassus akan merasakan sekolah Sandi Yudha. Akan ada tahapan pendidikan Sandha, yaitu Tahap Basis kemudian Tahap Praktek latihan. Latihan Sandha merupakan keterampilan yang wajib untuk melengkapi kemampuan seorang prajurit Para Komando. Keahlian ini seperti Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan, tahap action atau eksekusi tergantung dari perintah yang diterima.
Letkol Richard T.H. Tampubolom, Komandan Sekolah Sandi Yudha mengatakan bahwa Pelatihan Sandi Yudha selain menekankan keterampilan intelijen, haru berwawasan dan humanis, juga setia pada tugas yang diberikan.
"Ini berarti Prajurit Sanda hanya melaksanakan apa yang diperintahkan, dan semaksimal mungkin menghindari bias waktu menjalankan tugas," kata dia.
Richard juga menjelaskan bahwa Prajurit Sandha harus dekat dengan rakyat dan mampu merebut simpati rakyat, karena informasi mengalir seiring dengan ke mana aliran simpati masyarakat.
Untuk menciptakan hal tersebut, di dalam pelatihan dilakukan transfer knowledge secara intensif dengan metode Pembinaan dan Pengasuhan (Bimsuh). Norma dan prinsip pendidikan Sandi Yudha juga harus diikuti dengan sempurna oleh para siswa.
0 Response to "Cerita NGERI Pelatih Pasukan Elite TNI Didik Kopassus, Salah Bisa Berujung Maut!"
Posting Komentar